Pages

Senin, 09 April 2018


PENGOLAHAN DATA TERDISTRIBUSI



1.      Pengertian Data Terdistribusi

Pengolahan data terdistribusi pada sistem komputer saat ini digambarkan sebagai banyak komputer atau processor yang besar maupun kecil dalam jarak yang jauh yang dihubungkan dengan jaringan telekomunikasi. Hal yang penting dalam sistem terdistribusi adalah lokasi dan masalah perancangan data. Ada beberapa definisi mengenai pengolahan data terdistribusi, antara lain

1.      Penempatan sumber daya komputer pada pemakainya.

  1. Struktur organisasi pengolahan data dengan kemampuan yang terpusat, dan pengolahan paling sedikit bagian dari suatu aplikasi dengan cara yang terdesentralisasi.
  2. Sejumlah node pengolahan data dihubungkan dengan jaringan telekomunikasi terhadap host (server / pusat) yang juga digunakan untuk mengontrol keseluruhan jaringan.
  3. Cara pembagian sumber daya komputer pada suatu organisasi sehingga sedekat mungkin dengan aplikasinya secara geografis maupun organisasional.
  4. Sistem pengolahan data terdistribusi adalah suatu sistem dimana program-program aplikasi untuk pengolahan datanya berada di node-node yang terpisah dan saling dihubungkan dan dirancang dengan kontrol yang ketat dan terintegrasi.

2.      Karakteristik pengolahan data terdistribusi

Karakteristik pengolahan data terdistribusi antara lain :

1.      Beberapa data digunakan pada banyak lokasi.

  1. Sering diperlukan sistem manajemen database yang memberikan akses kepada banyak pemakai dengan view yang berbeda dari data yang sama.
  2. Peningkatan biaya penyimpanan per bit pada unit penyimpan yang sangat besar lebih rendah dibandingkan pada penyimpan yang lebih kecil.
  3. Beberapa masalah pada data yang terpisah secara geografis adalah masalah integritas, kepemilikan, dan kemacetan (deadlock) ketika banyak processor meng-update data yang sama.



3.      Tujuan Pengolahan Data Terdistribusi

Tujuan Utama Pengolahan Data Terdistribusi :

1.       Otonomi lokal Memberikan tingkat otonomi lokal dalam komputasi kepada kelompok pemakai lokal.

  1. Pengoperasian yang terpisah dan kontrol yang terpusat
    Mengijinkan pengoperasian pengolahan data yang terdistribusi yang ditingkatkan dengan pelayanan dan database yang terpusat, dengan berbagai tingkat kontrol yang terpusat.
  2. Produktivitas Pemakai Menyediakan teknik dan bahasa sehingga pemakai dapat memberi hasil yang maksimum dalam menggunakan sistem komputer.
  3. Pengembangan aplikasi oleh kelompok pemakai Menyediakan infrastruktur bagi kelompok pemakai untuk mengembangkan aplikasinya secara mudah dan fleksibel dengan pengontrolan untuk mencegah masalah kompabilitas.
  4. Dialog Terminal Membuat terminal mudah digunakan dengan struktur dialog yang menghasilkan intelegensia yang terdistribusi.
  5. Akses untuk sumber daya dan data yang jaraknya jauh
    Memudahkan user lokal untuk mengakses berbagai sumber daya yang berguna dari lokasi yang berbeda, termasuk program dan data.
  6. Jarak menjadi tidak nyata Membuat jarak menjadi tidak nyata dengan menggunakan jaringan yang sesuai rancangannya.
  7. Ketersediaan (availability) Menghindari kegagalan sistem yang dapat dilihat oleh pemakai dan memaksimumkan ketersediaan interface sistem bagi pemakai.
  8. Privacy dan Keamanan Mencegah pengaksesan data dan sumber daya tanpa ijin dan melindungi data dari kegagalan maupun tindak kejahatan.
  9. Audit, Menjamin peng-update-an record yang penting, seperti data keuangan, yang dapat di audit dengan penuh.
  10. Ketepatan dan Konsistensi, Menggunakan kontrol ketepatan pada semua input, dan mencegah terjadinya banyak versi dari data yang sama yang tersedia bagi pemakai dalam tingkat peng-update-an yang berbeda.
  11. Kemudahan pengubahan, Menyadari bahwa sistem terdistribusi akan berkembang dan berubah dengan konstan, dan mendukung perubahan ini tanpa perusakan dan pengeluaran.
  12. Proteksi, Program dan struktur data logik yang ada tidak perlu dikerjakan kembali ketika perubahan sistem atau program lain dibuat.
  13. Penyembunyian kerumitan, Sistem sedapat mungkin menyembunyikan kerumitan dari user.



4.      Hal Teknis Pengolahan Data Terdistribusi

Hal Teknis yang Diperlukan Untuk Mencapai Tujuan :

1.       Penggunaan komputer mini dan mikro Menghubungkan komputer mikro, mini dan besar menjadi sistem yang paling efektif biayanya.

  1. Teknik Database Menggunakan teknik database untuk menjamin data yang sama dapat diakses oleh banyak pemakai dengan cara yang fleksibel.
  2. Jaringan Komputer Menggunakan jaringan yang dirancang untuk pengiriman data, surat dan mungkin juga suara atau yang lainnya.
  3. Struktur jaringan yang fleksibel, Memberikan struktur jaringan yang memberikan fleksibilitas yang tinggi untuk menambah node atau sirkuit, yang menangani lalu lintas terminal dan juga lalu lintas komputer ke komputer.
  4. Kontrol saluran yang standar, Menggunakan prosedur kontrol saluran yang standar untuk menghubungkan terminal-terminal dan untuk interkoneksi komputer.
  5. Terminal virtual,Menggunakan standar terminal virtual, unit logika dan tampilan, sehingga ketika terminal atau PC user diubah, program yang digunakan tidak perlu dituliskan kembali.
  6. Kriptografi, Menggunakan kriptografi yang memerlukan keamanan transmisi yang ketat.
  7. Keamanan, Menggunakan teknik keamanan yang ketat jika diperlukan.
  8. Audit, Menggunakan peralatan yang membuat sistem mudah di-audit.
  9. Bahasa tingkat tinggi, Menggunakan bahasa tingkat tinggi khususnya bagi user untuk mencapai fleksibilitas maksimum dalam mengakses data dan produktivitas maksimum dalam pengembangan aplikasi.
  10. Kamus data, Menggunakan kamus data untuk menjamin kompabilitas, field, record dan struktur data yang digunakan dalam unit penyimpanan yang terdistribusi.
  11. Strategi
    Mengembangkan strategi pengolahan data, termasuk di dalamnya tiga sub strategi, yaitu : pengolahan data terdistribusi, database dan jaringan. Oleh karena itu diperlukan pengembangan struktur manajemen untuk menjalankan strategi tersebut, diantaranya :

a)      Administrasi sistem terdistribusi, untuk menjamin bahwa sistem yang terpisah dapat dihubungkan dan bekerja sama sebaik mungkin.

b)      Administrasi data terdistribusi, untuk membantu perancang data terdistribusi dalam merancang struktur data yang sesuai, dan juga untuk menjamin kompabilitas antara data pada PC yang terpisah, serta untuk mendokumentasikan data dalam kamus data.

c)      Administrasi jaringan, untuk menjamin pengembangan jaringan yang sesuai.



5.      Pengaruh Pengolahan Data Terdistribusi Pada Organisasi

Tujuan utama PDT (Pengolahan Data Terdistribusi) adalah untuk meningkatkan dan memperluas penggunaan komputer bagi pemakai. Pemakai (end user) diartikan sebagai orang yang pekerjaannya dibantu dengan komputer, misalnya akuntan, kepala toko, bank teller, ahli sains, manajer, para professional, atau staf kantor pusat. PDT memberi fasilitas logika, penyimpanan data, ataupun komputasi yang dibawa langsung ke lokasi pemakainya. Macam-macam pengaruh PDT pada organisasi :

1.      Departemen pemakai memiliki fasilitas komputer dan akses data yang lebih baik. Pengolahan data dapat online dengan waktu respon yang cukup cepat.

2.      Departemen pemakai bertanggung jawab dalam menggunakan komputer mereka.

3.      Pemasukan data dipindahkan ke departemen pemakai, sehingga mereka bertanggung jawab atas ketepatan datanya.

4.      Proses informasi fungsional dapat didistribusikan sedangkan yang strategi dipusatkan.

5.      Manajemen fungsional lebih efisien dan bertanggung jawab untuk kegiatan masing-masing (tidak lagi mempersalahkan komputer yang jauh).

6.      Manajemen strategi mempunyai logistik yang luas pada satu lokasi.

7.      Kontrol strategi ketat pada persediaan manajemen kas dan fungsi.

8.      Untuk kontrol strategi yang terpusat dan pendistribusian proses fungsional diperlukan reorganisasi perusahaan.

9.      Departemen pengolahan data dan hubungannya dengan departemen lain merupakan faktor dalam restrukturisasi.

10.  Manager departemen harus mampu dalam menggunakan komputer yang sekarang mudah tersedia bagi mereka.

11.  Jaringan data tidak lagi dipengaruhi oleh jarak, sehingga pengolahan dapat secara nasional maupum multinasional.

12.  Keterlibatan top manajemen penting dalam mengikuti perkembangan teknologi dan menyelesaikan masalah yang disebabkan oleh PDT.



6.      Bahaya Dalam Pengolahan Terdistribusi

Bahaya dalam pengolahan terdistribusi diantaranya sebagai berikut :

1.      Hilangnya kontrol manajemen. 

Management pengolahan data kehilangan kontrol keseluruhan dari pengolahan data karena kelompok pemakai yang membutuhkan komputer mini sendiri makin bertambah.

2.      Hilangnya kontrol dari ruang SIM (sistem informasi managemen).

Pengumpulan informasi manajemen yang sangat mempengaruhi organisasi menjadi sangat sulit.

3.      Sub optimasi.

Developer lokal memenuhi kebutuhan lokal, bukan keseluruhan pengolahan data yang dibutuhkan untuk pengontrol perusahaan yang efisien.

4.      Data inkompatibel

Data yang sama dipresentasikan dengan cara yang berbeda pada sistem yang berbeda, tidak mungkin menghubungkan data ini untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, tanpa menuliskan kembali program yang menggunakan data tersebut.hal ini menjadi mahal.

5.      Hardware inkompatibel

Mesin yang dipilih oleh tiap kelompok pemakai berbeda.Flopy disk dan program tidak dapat digunakan ditempat lain, mesin tidak dapat dihubungkan dengan telekomunikasi.

6.      Software inkompatibel

Mesin yang berbeda mempunyai software yang berbeda pula,seperti kontrol link datanya,arsitektur manajemen jaringan,pelayanan tiap sessionnya,[elayanan manajemen data base, dll. pilihan software yang kompatibel diperlukan untuk hubungan antar mesin,transfer data, dan penggunaan data base jarak jauh.

7.      Ketidakmampuan distribusi

Komputermini digunakan tidak secara professional,tanpa standar yang baik,teknik terstruktur, dqan dokumentasi yang cukup.perancangan pdt yang buruk.

8.      Kegagalan mrnggunakan database

Mesin mesin pemakai sering menggunakan file yang on line, bukan manajemen data base. keuntungan teknologi dan teknik data base tidak digunakan,padahal ini dapat mengembangkan produktivitas dan fleksible aplikasi.

9.      Biaya biaya perawatan berlebihan

Program sering dituliskan kembali karena alasan tersebut diatas.

10.  Duplikat usaha.

Fungsi yang sama diprogram berkali kali oleh kelompok yang berbeda.masalahnya orang orang yang pandai dalam komputer semakin banyak dicari. 

11.  Produktivitas rendah

Rendahnya produktivitas dalam pengembangan aplikasi dapat disebabkan oleh pemogramana dalam bahasa tingkat rendah,kurangnya software yang baik,kegagalan penggunaan data base,usaha perawatan yang tinggi, dan duplikat program.

12.  Tenaga manusia yang tinggi

Lebih banyak tenaga manusia yang digunakan, mereka akan semakin lama dalam bekerja, dan meminta fasilitas yang lebih baik lagi.

13.  Kurangnya perancangan jaringan

Jaringan tidak dirancang dengan kemampuan menghubungkan prossesor prossesor kecil yang semakin berkembang.

14.  Tidak adanya perencanaan evolusi.

Perkembangan sistem kecil yang inkompatibel sangatlah sulit berintegrasi.Pengembangan dari sistem terdistribusi yang inkompatibel ke arah fasilitas jaringan yang terintegrasi dengan data base menjadi rumit dan mahaldan biasanya jarang berhasil.

15.  Macetnya migrasi

Jalur migrasi ari perusahaan pembuat komputer kearah teknologi yang lebih baik kebanyakan tidak dapat diikuti.

16.  Kurangnya keamanan

Beberapa sistem peralatan diinstalasi tanpa perhatian keamanan yang cukup.

17.  Kurangnya backup file.

Data dapat hilang bila file tidak cukup backup. dapat disebabkan oleh kerusakan pada penyimpanan data tersebut.

18.  Kurangnya auditabilitas.

Auditor mendapatkan beberapa sistem terdistribusi yang tidak dapat diaudit.

19.  Biaya perbaikan tinggi.

Karena banyaknya komputer kecil yang tersebar yang tidak mempunyai tempat perbaikan,staff perawatan,atau back up yang terpusat.

20.  Peningkatan yang semakin kompleks

Komputer mini pada lokasi pemakai semakin besar, kompleks dan mahal.

21.  Pertentangan politik

Banyak perencanaan PDT yang melangkahi struktur kebijakan perusahaan.Komputer mini menjadi tempat persaingan kebijakan untuk menghindari pengontrolan dari pengolahan data pusat.

22.  Biaya telepon bertambah

Untuk menangani masalah organisasi yang terdistribusi

23.  Biaya total tidak terkontrol.

Ternyata biaya total lebih rendah bila kontrol di pusat





Selasa, 05 Desember 2017

BAB V Konsep Organisasi & Manajemen Sehubungan Dengan Sistem Informasi

BAB V
Konsep Organisasi & Manajemen Sehubungan Dengan Sistem Informasi


A.      Konsep Organisasi

 Secara konseptual ada dua batasan yang perlu dikemukakan di sini, yakni istilah “organization” sebagai kata benda dan “organizing” (pengorganisasian) sebagai kata kerja, menunjukkan pada rangkaian aktivitas yang harus dilakukan secara sistematis.


Organisasi adalah suatu sistem, mempunyai struktur dan perencanaan yang dilakukan dengan penuh kesadaran, di dalamnya orang-orang bekerja dan berhubungan satu sama lain dengan suatu cara yang terkoordinasi, kooperatif, dan dorongan-dorongan guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan (Beach, 1980; Champoux, 2003).Apabila kita membicarakan organisasi sebagai suatu sistem, berarti memandangnya terdiri dari unsur-unsur yang saling bergantungan dan di dalamnya terdapat sub-sub sistem. Sedangkan struktur di sini mengisyaratkan bahwa di dalam organisasi terdapat suatu kadar formalitas dan adanya pembagian tugas atau peranan yang harus dimainkan oleh anggota-anggota kelompoknya.

BAB IV Konsep Dasar Sistem Informasi

BAB IV
Konsep Dasar Sistem Informasi

Konsep dasar Sistem adalah meliputi dari berbagai aspek dan sudut pandang yang berbeda-beda sesuai dengan keterangan dalam hal-hal yang berkaitan dengan sistem memiliki ciri dan karakteristik sebagai berikut :


    Konsep Dasar Sistem Informasi

BAB III MANUSIA SEBAGAI PENGOLAH INFORMASI

BAB III
MANUSIA SEBAGAI PENGOLAH INFORMASI

    1.    Keterbatasan Manusia Sebagai Pengolah Informasi
Pemahaman kemampuan manusia sebagai pengolah informasi adalah penting bagi perancangan sistem informasi. Ada 2 model pemikiran tentang manusia sebagai pengolah informasi, yaitu model dasar dan model Newell-Simon.Pada dasarnya sisitem informasi manajemen adalah sistem manusia/mesin. Karena itu manusia adalah elemen penting dalam sistem pengolahan informasi.
   A.      Model Dasar
Yang dimaksud model dasar adalah sebuah model sederhana mengenai manusia sebagai pengolah informasi terdiri dari indra penerima (mata,telinga,hidung dsb) yang menerima isyarat dan meneruskannya kepada unit pengolah otak dengan penyimpanan). Hasil olahan adalah respon/tanggapan keluaran secara fisik,ucapan, tulisan dsb). Untuk lebih jelasnya digambarkan secara diagram dibawah ini:

BAB II KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI

BAB II
KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI


1 DENISI DATA & INFORMASI
    A. Pengertian Data & Informasi
Data ialah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan suatu pengolahan.  Dalam kehidupan banyak sekali hal-hal yang terjadi, keanekaragaman kejadian dari kehidupan setiap orang berbeda-beda sehingga cara pandang setiap orang terhadap kejadian tersebut pun berbeda-beda (sesuai dengan apa yang menjadi prinsip dan standar atau tolak ukurnya).
Dalam dunia IT dan kebutuhan yang disesuaikan, ternyata banyak sekali kejadian yang jika kita pandang untuk kemajuan teknologi dan komunikasi dapat dibuat prosedur dan aturan yang sama sehingga informasi yang dibutuhkan dari suatu kasus akan sama. Biasanya dalam dunia IT yang menjadi permasalahan adalah kasus-kasus yang sering terjadi dan untuk penyelesaiannya masih dengan prosedur yang manual. Beberapa contoh kasus yang terjadi dibeberapa tempat, seperti pengelolaan data administrasi, pengelokaan data perpustakaan (sudah banyak yang tidak manual), dan lain-lain. Untuk mengatasi beberapa contoh kasus diatas diperlukan data dan informasi yang dibutuhkan.

BAB 1 GAMBARAN UMUM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

BAB 1

GAMBARAN UMUM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN



A.     DEFINISI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)
Sistem informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan  terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.
Perancangan, penerapan dan pengoperasian SIM adalah mahal dan sulit. Upaya ini dan biaya yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa faktor yang membuat SIM menjadi semakin diperlukan, antara lain bahwa manajer harus berhadapan dengan lingkungan bisnis yang semakin rumit. Salah satu alasan dari kerumitan ini adalah semakin meningkatnya dengan muncunya peraturan dari pemerintah.

Senin, 13 Februari 2017

BAB X

BAB X
IMPLEMENTASI SISTEM

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI
  Implementasi adalah merepresentasikan hasil desain ke dalam pemograman. Sedangkan  Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Implementasi Sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang telah didesain kedalam bentuk pemograman untuk menghasilkan suatu tujuan yang dibuat berdasarkan kebutuhan atau Sebuah sistem terintegrasi atau sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen dalam suatu organisasi.
Menurut Robert A. Leitch system informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan laporan yang diperlukan.
1.    Perancangan Sistem Operasi
Perancangan sistem informasi merupakan pengembangan sistem baru dari system lama yang ada, dimana masalah-masalah yang terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru.
2.    Karakteristik Sistem
A.  Komponen Sistem (Components)
Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifatsifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Jadi, dapat dibayangkan jika dalam suatu sistem ada subsistem yang tidak berjalan/berfungsi sebagaimana mestinya. Tentunya sistem tersebut tidak akan berjalan mulus atau mungkin juga sistem tersebut rusak sehingga dengan sendirinya tujuan sistem tersebut tidak tercapai.
B.  Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.